Senin, 02 Januari 2017

SISTEM REPRODUKSI I (LAKI-LAKI)


Pendahuluan
Manusia bereproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anak-anaknya. Sistem reproduksi manusia  diperlukan untuk bereproduksi. Dalam sistem reproduksi terdapat organ-organ penyusunnya yaitu organ penyusun sistem  reproduksi laki-laki maupun  wanita, hormon-hormon kelamin, pembentukan sel kelamin, kehamilan dan persalinan.
I.       Sistem Reproduksi Laki-laki
Sistem reproduksi laki-laki tersusun dari organ-organ yang terletak di luar tubuh dan di dalam tubuh. Organ yang terletak di luar tubuh berupa penis dan skrotum, sedangkan organ yang terletak di dalam tubuh   berupa saluran pengeluaran dan kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon kelamin.
A.    Organ Reproduksi Laki-laki.
Organ reproduksi laki-laki bagian luar terdiri dari skrotum dan penis. Sedangkan organ reproduksi laki-laki bagian dalam berupa testis, saluran pengeluaran dan  kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon kelamin.

Gambar 1. Organ Reproduksi Laki-Laki
Sumber: Nunik, 2014
       1.      Skrotum
Skrotum berupa kantong longgar dari kulit, fasia (selaput  pembungkus otot), dan otot polos yang membungkus testis di luar tubuh. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri, dipisahkan oleh septum internal,yaitu  berupa jaringan ikat dan otot polos.  Setiap skrotum berisi satu testis. Fasia skrotum mengandung otot dartos yang mampu berkontraksi membentuk kerutan sebagai respons terhadap udara dingin dan rangsangan seksual. Di dalam skrotum terdapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster yang berfungsi mengatur suhu lingkungan testis beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.

       2.      Testis
           Testis merupakan sepasang organ lunak yang berbentuk oval dengan ukuran panjang 4-5 cm dan diameter 2,5 cm.  Setiap testis dilapisi oleh tunika albugenia, yaitu kapsul jaringan ikat yang merentang kearah dalam membentuk sekitar 250 lobulus. Di dalam lobulus terdapat pintalan tubulus seminiferus sebagai tempat terjadinya spermatogenesis. Di dalam tubulus semeniferus terdapat lapisan epitelium germinal yang mengandung sel-sel batang (spermatogonium, sel-sel sertoli, dan sel-selinstertisial (Leydig). Sel-sel sertoli berfungsi memberikan nutrisi bagi spermatozoid yang sedang berkembang dan menghancurkan sel germinativum yang cacat (gagal). Sementara itu, sel-sel Leydig berfungsi menyekresikan hormon androgen (tertosteron dan dihidrotestosteron). Testosteron merupaka hormon kelamin laki-laki  yang disekresikan oleh sel interstisiil, yaitu sel-sel yang terletak di dalam ruangan antara tubula-tubula seminiferus testis di bawah rangsangan hormon perangsang sel interstisiil (ICSH) dari hipofisis yang sebenarnya adalah bahan yang sama dengan hormon luteinizing (LH). Pengeluaran testosteron bertambah dengan nyata pada masa pubertas dan bertanggung jawab atas pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder,yaitu pertumbuhan jenggot, suara lebih berat, pembesaran genitalia. Testis berkembang di dalam rongga abdomen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kanan dan kiri masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan. Testis terletak oblik menggaantung pad urat-urat spermatik di dalam skrotum.





                                       Gambar 2. Struktur Testis

                               Sumber: Komite keperawatan, 2009

3.      Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi meliputi epididimis, saluran vas deferens, saluran ejakulasi (duktus    ejakulatorius), dan uretra.

  •       Epididimis

         Epididimis merupakan saluran berliku-liku yang sangat panjang (4-6 m) terletak di sepanjang  
    isi belakang testis, secara berfungsi menyimpan sperma (sekitar 6 minggu) hingga menjadi  dewasa, motil, dan fertil.  Melalui saluran ini sperma berjalan dari testis masuk ke dalam vas deferens. Selama eksitasi seksual (ereksi dan meningkatnya keingina seksual), otot polos dinding saluran akan berkontraksi dan mendorong sperma masuk ke vas deferens. 

  • Saluran vas deferens

Saluran vas deferens berupa saluran lurus kelanjutan dari epididimis yang meninggalkan skrotum hingga mencapai rongga perut melalui kanalis inguinalis, menuju ke kantong semen (vesikula seminalis).

  • Saluran ejakulasi (duktus ejakulatorius)

Saluran ejakulasi (duktus ejakulatorius) merupakan saluran pendek (sekitar 2 cm) yang menerima sperma dari vas deferens dan menyalurkan sekresi vesikula seminalis. Kedua duktus ejakulatorius bermuara ke uretra.

  • Uretra

Uretra merupakan saluran kelamin dari kantong semen, dan saluran pembuangan urine dari kandung kemih sampai ke ujung penis. 

 
4. Kelenjar aksesori
Kelenjar aksesori, meliputi vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretral).
      a)      Vesikula seminalis
Vesikula seminalis merupakan sebuah kantong berkelok-kelok yang bermuara ke dalam duktus ejekuatorius, berukuran panjang sekitar 5 cm, serta menghasilkan cairan kental  bersifat basa yang kaya akan fruktosa untuk menutrisi dan melindungi sperma.
b)      Kelenjar prostat
Kelenjar prostat, terletak di bawah kandung kemih, menyelubungi uretra bagian atas, serta menghasilkan cairan basa menyerupai susu yang akan meningkatkan motilitas sperma pada pH optimum 6,0-6,5. Kelenjar prostat membesar saat usia remaja hingga usia 20 tahun. Namun, terkadang pada usia sekitar 70 tahun, ukurannya terus betambah sehingga menganggu perkemihan.
c)      Kelenjar Cowper (bulbouretral)
Kelenjar Cowper (bulbouretral), kelenjar kecil dengan ukuran dan bentuk menyerupai kacang polong yang bermuara ke dalam uretra di penis, serta menghasilkan cairan bersifat basa yang mengandung mucus (lender) untuk pelumasan.
d)     Penis
Penis terdiri dari tiga bagian, yaitu akar, badan, dan glans penis. Penis berfungsi sebagai organ kopulasi, serta pengeluaran urine dan semen. Kulit penis tipis dan tidak berambut, kecuali bagian dekat akar organ.
1)      Pada glans penis banyak mengandung ujung-ujung saraf sensori. 
2)      Glans penis tertutup oleh lipatan kulit longgar prepusium (kulup), kecuali jika diangkat melalui    sirkumsisi (khitan). 
3)      Badan penis terdiri atas tiga masa jaringan erektil silindris yang berongga-rongga dan banyak mengandung pembuluh darah, yaitu dua korpus kavernosum dan satu korpus spongiosum yang membungkus uretra. Jika terdapat rangsangan seksual, maka jaringan berongga akan terisi penuh oleh darah yang mengakibatkan penis mengembang dan tegang disebut ereksi. 
4)      Titik kulminasi aksi seksual laki-laki ditandai dengan ejakulasi  (penyemprotan semen). Cairan semen bewarna bu-abu kekuningan denga pH 6,8-8,8. Volume cairan semen yang dikeluarkan saat ejakulasi sekitar 1-10 mL (rata-rata 3 mL), yang mengandung 90% air, dan 50-120 juta sperma/mL. volume sperma sekitar 5% dari volume total cairan semen. Setelah ejakulasi, sperma mampu bertahan hidup sekitar 24-72 jam dalam saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan beberapa hari atau dibekukan untuk disimpan lebih dari satu tahun.  
Gambar 3. Struktur Penis
Sumber: Afif, 2009

B.    Hormon Kelamin Laki-laki
Hormon kelamin laki-laki diproduksi oleh testis, hipifisis dan hipotalamus.
1.      Hormon testiskular
a.       Testosteron, memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1)  Pada saat Janin, untuk deferensiasi saluran kelamin internal dan genitalia luar, serta menstimulasi penurunan testis ke dalam skrotum.
2)   Ketika mencapai usia pubertas, testosteron berfungsi untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri seks sekunder, seperti perkembangan organ genitalia, pendistribusian rambut sebagai ciri khas laki-laki, pembesaran laring, penebalan pita suara yang menghasilkan suara rendah, meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit sehingga kulit menjadi lebih gelap dan kasar, meningkatkan aktivitas kelnejar keringat dan sebasae yang terkadang memicu timbulnya jerawat, serta meningkatkan massa otot dan tulang, laju metabolism, jumlah sel darah merah, dan kapasitas pengikatan oksigen.
b.    Androstenedon, berfungsi sebagai perkusor untuk hormone estrogen pada laki-laki.
c.    Dihidrostestosteron (DHT), berfungsi untuk pertumbuhan prenatal dan deferensiasi genetelia laki-laki.
d.  Inhibin dan protein pengikat androgen, dihasilkan oleh sel-sel sertoli dan berfugsi untuk merespon sekresi FSH
2.      Hormon Hipofisis
a.    FSH (follicle stimulating hormone), memiliki reseptor pada sel tubulus seminataferus yang berperan dalam spermatogenesis.
b.   LH (luteinizing hormone ) atau ICSH (interstitial cell stimulating hormone ), memiliki reseptor pada sel-sel interstisial di dalam testis untuk berkembang dan menyekresi testosteron.
3.    Hormon hipotalamus, yaitu GnRH (gonadotropin releasing horormone), berfungsi merangsang kelenjar hipofisis mengeluarkan LH dan FSH, serta mengatur mekanisme umpan balik negative dalam sintesis dan sekresi testosteron. Jika kadar teststeron menurun, produksi GnRH meningkat. GnRH selanjutnya menstimulasi sekresi FSH dan LH. FSH menstimulasi spermatogenesis, sedangkan LH menstimulasi produksi testosterone. Perkembangan pubertas dipicu oleh piningkatan sekresi GnRH.
C.     Gametogenesis  pada Laki-Laki (Spermatogenesis)
       Gametogenesis pada laki-laki disebut spermatogenesis, terjadi di tubulus seminiferus dalam testis. Spermatogenesis memerlukan waktu sekitar 74 hari. Tahapan spermatogenesis sebagai berikut: 
      1.  Mitosis.
Spermatogonium berkromosom diploid (2n) yang terletak berdekatan dengan membrane basalis tubulus seminiferus berproiferasi melalui pembelahan secara mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer (2n).

2. Meiosis 
        Setiap spermatosit primer (2n) membelah pada meoiosis I, membentuk dua spermatosit sekunder (n).  Dua spermatosit sekunder (n) membelah pada meiosis II menjadi empat spematid (n).

3. Spermiogenesis. 
       Masing-masing spermatid (n) mengalami maturasi (pematangan) menjadi spermatozoid (sperma) berkromosom haploid (n). sperma berukuran 60 µm, terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Kepala sperma memiliki nukleus dan dilapisi akrosom yang mengandung ensim untuk menembus ovum. Pada leher mengandung mitokondria yang memproduksi ATP untuk energ pergerakan.
 
Gambar 4. Struktur Spermatozoa
Sumber: Budisma, 2013
4. Spermiasi 
        Pelepasan sperma yang sudah dewasa ke lumen tubulus seminiferus, menuju ke tubulus rekti (tubulus lurus), anyaman saluran testis (rete testis) dan duktus eferen. Sperma selanjutnya akan disalurkan ke epididymis. Pergerakan sperma tesebut disebabkan oleh kontraksi peristaltik otot saluran
Gambar 5. Tahap-tahap Spermatogenesis
Sumber: Noor wane, 2012.